Kala Tidha (Masa Kegelapan) Menurut Ranggawarsita (1802-1873) sama dengan “Kemajuan” Menurut Eropa?
Sebagai kelanjutan dari diskusi QN-7, “Mempertanyakan Narasi Kemajuan dan Kemunduran Islam”, QN-8 akan melihat kondisi Jawa abad ke-19 M. Menjelang wafatnya tahun 1873, Ranggawarsita menulis Serat Kala Tidha. Serat ini menggambarkan renungannya atas zamannya, yang ia sebut sebagai masa kegelapan atau zaman edan.
Mengapa ia menyebut zamannya demikian? Apakah masa kegelapan yang dia maksud sama dengan “kemunduran” menurut Eropa, atau malah menandai awal “kemajuan” menurut mereka? Bagaimana ia melihat pertemuan Jawa dengan Eropa? Apakah sikapnya menggambarkan ambivalensi antara kagum dan benci, sebagaimana yang dialami Muhammad Abduh di Mesir, ataukah berbeda? Ketika disebut bahwa wafatnya Ranggawarsito menandai berakhirnya ilmu tradisional Jawa, apa maksudnya? Siapakah yang melanjutkan spirit jalan Ranggawarsito setelahnya terutama ketika Muslim Jawa, menurut Irfan Afifi, telah terpolarisasi ke dalam lajur kelompok nasionalis, komunis dan Islam pada awal abad ke-20? Bagaimana meneladani Ranggawarsito hari ini?
1- Mangkya darajating praja
Kawuryan wus sunya ruri
Rurah pangrèhing ukara
Karana tanpa palupi
Atilar silastuti
Sarjana sujana kèlu
Kalulun kala tidha
Tidhem tandhaning dumadi
Ardayèngrat déning karoban rubéda
Sekarang kemulyaan negeri
Kelihatan sudah sunyi senyap
Rusak aturan hukum
Karena tak ada teladan
Melupakan tata susila
Yang terpelajar, yang baik terhanyut
Tersapu zaman kegelapan
Padam, tanda-tanda alam
Dunia sengsara terliput susah
7- Amenangi jaman édan
Éwuh aya ing pambudi
Mèlu édan nora tahan
Yèn tan milu anglakoni
Boya kaduman mélik
Kaliren wekasanipun
Dilalah karsa Allah
Begja-begjané kang lali
Luwih begja kang éling lawan waspada
Hidup di zaman edan
Sukar sulit dalam budi
Kalau edan tidak tahan
Kalau tak ikut melakukan
Tak kebagian kepunyaan
Kelaparan pada akhirnya
Namun kehendak Allah
Seuntungnya yang lupa
Lebih untung yang ingat dan waspada
RABU, 19 Maret 2025
Pukul 20.30-22.00 WIB
Tamu:
- Irfan Afifi (Budayawan/Langgar.co)
Tuan Rumah:
- Lien Iffah Naf’atu Fina (UIN Sunan Kalijaga/University of Chicago)
- Afifur Rochman Sya’rani (UIN Sunan Kaliaga)
- Sawyer Martin French (University of Chicago)
Bahan bacaan:
- Nancy K. Florida, “Living in a Time of Madness: Last Days of Java’s Last Prophetic Poet” (2019). Terjemah Indonesia, “Hidup di Zaman Edan: Hari-hari Terakhir Pujongga Panutup Jawa” dalam Jawa-Islam di Masa Kolonial: Suluk, Santri, dan Pujangga Jawa (2020)
- Nancy K. Florida, “Shaṭṭāriyya Sufi Scents: The Literary World of the Surakarta Palace in Nineteenth-Century Java” (2019)
- Irfan Afifi, “Ranggawarsita: Pujangga Terakhir Masyarakat Jawa”
- M.C. Ricklefs, “The perils of hybridity in 19th-century Java: Ronggawarsita’s reputation, animated debates in Bramartani, and the probable origins of Javanese acrostics; with a postscript on Purwalĕlana” (20018)
- Mohammad Hagie, “Javanologi: Perihal Historiografi dan Kanonisasi”