Asumsi-Asumsi di Balik Konsep “Humanitarian Islam”

Pada 5 November 2025, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) menyelenggarakan konferensi “Humanitarian Islam” (HI), suatu gagasan yang menjadi brand PBNU saat ini di bawah kepemimpinan Gus Yahya (GY) dan juga Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Menyebut “moderasi Islam” sebagai problematik, GY meyakini HI dapat menjadi solusi bagi krisis dunia, terutama dalam kaitannya dengan isu sosial-keagamaan, dalam lanskap geopolitik kontemporer. Namun, apa asumsi-asumsi di balik gagasan HI tentang Islam dan dunia modern? Apakah tetap ada irisan asumsi antara HI dan moderasi? Forum Questioning Narratives (QN) kali ini akan mencoba mendedah asumsi-asumsi yang melandasi konsep-konsep tersebut berikut relasinya dengan konteks geopolitik dan keberisalaman di tanah air.

Mari bergabung untuk berbincang mengenai ini.

JUMAT, 6 DESEMBER 2024
Pukul 19.30-21.00 WIB

Tuan Rumah:

• Afifur Rochman Sya’rani (UIN Sunan Kalijaga)
• Lien Iffah Naf’atu Fina (UIN Sunan Kalijaga/University of Chicago)
• Sawyer Martin French (University of Chicago)

Bisa disimak melalui:

Zoom https://tinyurl.com/QuestioningNarratives5
Meeting ID 918 6257 2887
Passcode 915355

Bahan bacaan:

• Rüdiger Lohlker, Katharina Ivanyi (Eds.), Humanitarian Islam: Reflecting on an Islamic Concept (2023).
• “Declaration on Humanitarian Islam” oleh Gerakan Pemuda Ansor (2017).
• “Pidato Lengkap Gus Yahya: Humanitarian Islam vs Islam Wasathiyah” (2024).
• “Indonesian Seek to Export a Modernized Vision of Islam” (New York Times, 2017)
• The Nusantara Manifesto oleh GP Ansor dan Bayt Ar Rahmah (2018)
• Sara Loo, A’an Suryana, Prospects and Challenges in Promoting Humanitarian Islam: Nahdlatul Ulama’s International Social Partnerships” (2024)